Sabtu, 09 Maret 2013

When I’m in love



lelah rasanya melawan, melawan saat perasaan itu menggoda
bosan rasanya melawan, melawan ketika aku mencapai klimaks
klimaks tak lagi dapat menahan rasa.
**
aku merasa semakin dekat dan erat
ketika jantungku berdegup cepat
kadang terhenti, kemudian berulang lagi
itu terjadi ketika ia menatapku

aku tak suka melihat perubahan warna wajahku
gugup melilit tubuhku
aku kehilangan kata
sesak

aku terlihat bodoh
aku benci kebodohanku
beruntung kau tak menyadarinya.

**
aku hanya pengecut kecil yang bernyali memandangmu dari jauh
memanggilmu di tengah keramaian
mengagumimu di balik kegelapan
kadang aku benar benar kehabisan kata
hanya senyum yang tersisa
tak dapat diterka hanya buatku bahagia

I think bout u a lot. To be honest if u ask me I wouldn’t deny it.
u always seem to sneak into my head. :-/ I like talking to u cause u make me smile
u’re the only one who can make me smile by the mention of your name. n I’m happy with it
u aren’t like the others u have an amazing personality n to be honest ilu n I hope u feel the same way.
bahkan aku tak bernyali mngartikan kata ilu meski sudah dalam bentuk non verbal! Payah :x
im scared that if I told you ilu, n u don’t feel the same way .. our friendship would be over

Pernah melamun?
aku pernah, melamun kemudian sesaat memejamkan mata ..
merasakan hembusan angin merasuki pori wajahku
merasakan hembusanya melewati selah rambutku
tersenyum dalam diam
hingga bayangmu datang
dengan tenang berikanku senyuman
namun dengan tenang & cepat berikanku kesakitan
Jika dipirkan sekali lagi
rasanya tak pantas aku berhayal tentangmu
seperti memberikan senyuman ditengah kabut
samar terlihat, sulit dirasa.. hanya terbayang
yaa, berkhayal. Aku sungguh berkhayal
berkhayal bisa bersinar bersamamu di tengah kabut
dan temukan cerahnya jalan keluar keabadian
Mungkin ini bagian dari mimpi
mungkin ini benar mimpi
dan mungkin mimpi ini yg terindah
Arghh..
Mengingatmu begitu sakit. Melupakanmu ku tak sanggup
jadi aku harus apa?
tak mungkin aku membencimu, tak ada alasan buatku untuk itu
mungkin aku harus lari lagi.. atau justru ku hadapi?
tapi rasanya kebodohan ini telah merusak hatiku
tapi rasanya ketololan ini telah merusak logikaku.
bahkan di setiap tatapan yg kau hantamkan
aku tak bisa pelajari pijarnya
aku hanya..
hanya terpaku dalam hening..

Bertanya pada hati, Harus lakukan apa?
Pergi atau sembunyi?
berjalan atau merenungi?
bertahan atau menyerah?

belum ada.. belum ada jawaban

0 komentar:

Posting Komentar